Ekspansi Sawit
01.22 |
Diposting oleh
Dwi Ningsih Andryani |
Edit Entri
Pada awalnya kelapa sawit berasal dari Afrika, Sebenarnya kelapa sawit hanya menjadi tanaman hias pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Tapi pada perkembangannya akhirnya banyak ahli yang menemukan bahwa ternyata sawit banyak mengandung manfaat yang sangat dibutuhkan oleh manusia, Tandan Sawit (buah) bisa dipakai menjadi bahan kosmetik, minyak kelapa, pengganti energi (yang tidak diperbaharui), dll. Sehingga menjadi penting bagi produsen dan yang paling banyak membutuhkan adalah Eropa.
Ekspansi Sawit sekarang ini menjadi prioritas utama di bagian Indonesia Timur, syarat dari penanaman sawit di suatu daerah adalah Inti dan Plasma. Inti biasanya disebut dengan hutan sedangkan plasma itu tanah masyarakat setempat yang diberikan kepada pihak perusahaan, jadi apabila masyarakat tidak mau memberikan tanah mereka kepada pihak perusahaan dalam hal ini menolak ekspansi sawit, maka perusahaan sawit tidak akan jadi masuk di daerah tersebut.
Syarat dari petani plasma misalnya tanah masyarakat 10 ha diserahkan ke perusahaan untuk ditanami sawit dan yang akan dikembalikan oleh perusahaan ke Masyarakat hanya 2 ha, sisanya akan di ambil alih oleh perusahaan, tapi setelah itu masyarakat harus berpikir lagi dari mana bisa mendapatkan modal usaha untuk penanaman sawit di tanah mereka, akhirnya pihak perusahaanlah yang memodali itu semua. Karena sertifikat hak milik langsung diserahkan kepada pihak perusahaan, sehingga tidak memungkinkan untuk masyarakat mengambilnya kembali.
Setelah itu pihak perusahaan akan menggadaikan sertifikat hak milik (SHM) itu ke Bank, untuk menjadi modal usaha penanaman sawit dan itu akan menjadi HGU (Hak Guna Usaha), itu akan berlangsung selama 40 tahun dan setelah berakhir maka sertifikat masyarakat akan dikembalikan ke Negara, maka dari itu masyarakat telah kehilangan tanah mereka. Walaupun masyarakat meminta haknya kembali tapi masyarakat pada saai itu akan berhadapan dengan aparat.
Dampak dari Sawit :
v Dampak Ekonomi
- Posisi tawar dalam penjualan sangat lemah, karena tandan sawit (buah) hanya bisa bertahan sampai 24 jam
- Setelah sawit berbuah masyarakat akan menjualnya kembali ke perusahaan, karena tidak ada pembeli lain dan dari situlah pihak perusahaan akan memotong biaya-biaya, seperti biaya penanaman sawit, biaya perawatan, biaya transportasi, dan biaya angsuran ke Bank, dan sisanya itulah yang menjadi pendapatan masyarakat per bulan.
v Dampak Sosial Budaya
- Budaya lama akan hilang dan berganti dengan budaya baru, misalnya tempat hiburan, warung remang-remang, tempat pelayanan jasa wanita, dll. ini disebabkan karena daerah sawit terlalu sunyi sehingga buruh-buruh sawit yang datang dari luar.
v Dampak Air
- Akan terjadi kekeringan disebabkan karena sawit ini terlalu banyak mengambil air yaitu 8 liter dalam sehari dan habislah unsur hara di dalam tanah, yang bisa mengakibatkan apapun yang akan ditanami di dalam perkebunan itu akan sia-sia (tiak bisa tumbuh), karena tanah yang sudah tidak subur.
v Pelanggaran HAM
- Orang yang meminta lahannya kembali akan berhadapan dengan aparat
v Bencana Ekologis (bencana yang diakibatkan oleh manusia)
- Sawit berakar serabut sehungga tidak mampu menahan (menampung) air, sehingga terjadilah bencana seperti banjir, tanah longsor dll
v Global Warming (pemanasan global)
- Apabila ozon bocor sinar matahari akan langsung turun ke bumi, sehingga bisa mengakibatkan pemanasan global.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dwi Ningsih Andryani. Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
0 komentar:
Posting Komentar