PIU Kab. Donggala

Kabupaten Donggala adalah salah satu kabupaten yang berada diwilayah Propinsi Sulawesi Tengah yang memiliki luas wilayah sebesar 10.471,71 kilometer persegi dan secara geografis terletak pada 0,30o LU sampai dengan 2,20o LS dan 119,45o sampai dengan 121,45o BT dengan batas wilayah administrasi sebagai berikut :
  • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Toli - toli;
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan;
  • Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong; dan,
  • Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar
Di Kabupaten Donggala terdiri atas 21 Kecamatan yaitu Kecamatan Labuan, Tanantovea, Sindue, Sirenja, Balaesang, Damsol, Sojol, Biromaru, Tanabulawa , Gumbasa, Palolo, Dolo, Dolo Selatan, Marawola, Pinembani, Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro, Banawa Utara, Banawa Selatan dan Rio Pakava dengan 287 Desa, 9 Kelurahan. 

Secara klimatologis, Kabupaten Donggala memiliki kisaran suhu antara 20 sampai 25o C pada malam hari dan 34 sampai 37o C pada siang hari dengan kelembaban rata – rata 64 sampai 85%, dengan curah hujan rata – rata tahunan berkisar 1.500 sampai 3.000 mm/tahun kecuali wilayah Lembah Palu hanya mencapai 600 sampai 800 mm/tahun. Wilayah Lembah Palu lebih dikenal dengan kondisi iklim “tak kenal musim” (Off Season), namun komoditi pertanian dapat ditanam sepanjang tahun dengan ketersediaan air irigasi. 
Kabupaten Donggala bila ditinjau dari aspek pembangunan pertanian memiliki kekayaan sumberdaya alam yang sangat potensial dan ditunjang oleh letak yang strategis bagi pengembangan sektor pertanian. Potensi lahan pertanian sebesar 404.965 Ha yang terdiri dari lahan sawah sebesar 32.838 Ha, lahan kering 359.165 Ha dan lahan pekarangan sebesar 12.962 Ha. Potensi dan pemanfaatan lahan pertanian di Kabupaten Donggala dapat diamati pada Tabel berikut.

No.
Jenis Lahan
Potensi (Ha)
Dimanfaatkan(Ha)
%
Pengembangan (Ha)
%
1.
Lahan Sawah
32.838
31.715
96,58
1.161
3,42
2.
Lahan Kering
359.165
25.987
7,24
333.178
92,76
3.
Lahan Pekarangan
12.962
8.522
65,75
4.440
34,25
Jumlah
404.965
66.224
16,35
338,741
83,65

Berdasarkan Tabel diatas, dari potensi lahan pertanian sebesar 404.965 Ha yang dimanfaatkan sebesar 66.224 Ha (16,35%). Sehingga masih terdapat peluang pengembangan lahan pertanian sebesar 338.741 Ha (83,65%) melalui perluasan areal (Penambahan Baku Lahan) terhadap potensi lahan yang belum dimanfaatkan tersebut. Memperhatikan potensi sumberdaya pertanian, wilayah Kabupaten Donggala memiliki peluang besar untuk pengembangan usahatani padi sawah dan buah – buahan karena ditunjang oleh potensi sumberdaya lahan yang luas, iklim dan letak geografis yang strategis.

Sarana Jalan beraspal yang ada di wilayah Kabupaten Donggala terdapat di sepanjang pantai Kecamatan Banawa (Palu-Donggala-Suramana), kecamatan Tawaeli (Palu-Guntarano). Jalan antar desa yang termasuk cukup baik terdapat di wilayah Kecamatan Sigi Biromaru, dan sedikit di Kecamatan Marawola (Palu-Matantimali) dan Dolo (Palu-Jono-Lengaleso-Bangga). Keterbatasan jaringan jalan di wilayah ini, antara lain, disebabkan wilayah Kabupaten Donggala sebagian besar berbukit sampai bergunung yang berlereng curam, dan jarang terdapat kampung. 

Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2005 diketahui jumlah penduduk Kabupaten Donggala pertengahan Tahun 2005 mencapai 467.556 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki – laki 237.926 jiwa dan penduduk perempuan 229.630 jiwa. Jumlah penduduk ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,24% dibandingkan jumlah penduduk tahun 2004 sebesar 461.774 jiwa (BPS Kabupaten Donggala, 2005). Sedangkan estimasi penduduk Tahun 2005 mencapai 473.272 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,42% dibandingkan Tahun 2004.

Pertambahan jumlah penduduk memberikan konsekwensi pula kepada penyediaan lapangan kerja. Berdasarkan data BPS Kabupaten Donggala (2005), sektor pertanian memberikan kontribusi penyediaan lapangan kerja cukup besar. Hal ini ditunjukkan oleh persentase penduduk berumur 10 Tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan usaha di sektor pertanian sebesar 71,76%.

Wilayah kecamatan yang dikategorikan termasuk “miskin” adalah kecamatan Marawola (desa Matantimali, Wayu), Sindue (Sumari), Balaesang (Sibayu, Siwely), Dolo (Langaleso), Kulawi (Tomado, Langko), dan Sirenja (Jonooge, Lende). Wilayah kecamatan Marawola dan Dolo termasuk daerah penelitian. Posisi desa miskin Matantimali dan Wayu, berada di wilayah perbukitan dan pegunungan, berlereng sangat curam dan berpotensi erosi besar, sumber air dari mata air yang terbatas, dan sarana angkutan yang terbatas dan relatif mahal. Usahatani di wilayah berlereng sangat curam beresiko terjadinya degradasi lahan yang dipercepat. Wilayah Langaleso berada di lembah Palu yang relatif agak datar.

Data iklim, seperti curah hujan, suhu dan kelembaban udara, lama penyinaran matahari, serta kecepatan angin sangat penting dan erat kaitannya dengan ketersediaan air, pertumbuhan tanaman dan penentuan pola tanam.
Curah hujan rerata tahunan (1989-2002) di Palu sebesar 760 mm (Tabel 2) yang tergolong rendah, dengan rerata bulanan 43-90 mm. Curah hujan rerata tahunan di BPP Mantikole (20 km selatan Palu) sebesar 1.482 mm, dengan rerata bulanan 75-170 mm. Data dari stasiun Donggala juga menunjukkan curah hujan rerata tahunan hampir sama yaitu 1.437 mm, dengan rerata bulanan 72-192 mm. Berdasarkan distribusi curah hujan bulanan menunjukkan bahwa daerah lembah Palu mempunyai musim kemarau cukup panjang hampir sepanjang tahun, sedangkan musim hujan atau bulan basah pendek (Desember-Februari). Keadaan ini kurang menguntungkan untuk usahatani tanaman pangan, kecuali terdapat suplai air irigasi. Wilayah lembah Palu bagian selatan, wilayah perbukitan dan pegunungan, beriklim lebih basah dengan curah hujan relatif lebih tinggi. 

Daerah survei dibedakan ke dalam 4 grup landform, yaitu: Aluvial, Marin, Tektonik, dan Volkan. Grup Aluvial terdiri atas: (a) subgrup dataran banjir dari S. Palu dan anak-anak sungainya, (b) teras sungai, (c) kipas aluvial, dan (d) dataran antar perbukitan. Teras sungai merupakan bekas aliran sungai lama, dengan bahan endapan kasar (berkerikil/batu) yang tertutup oleh bahan endapan halus. Sebagian besar telah diusahakan menjadi persawahan irigasi, dan tegalan/kebun. Bentuk wilayah agak datar, dengan lereng melandai (1-3%). Kipas aluvial banyak dijumpai di sebelah timur dan barat lembah Palu, yang merupakan peralihan antara wilayah perbukitan dan dataran sungai/ lembah Palu. Dataran antar perbukitan merupakan dataran agak memanjang yang diapit oleh perbukitan di kiri-kanannya, terbentuk dari bahan endapan halus dengan bentuk wilayah datar, lereng 0-2%.

Grup Marin dibedakan menjadi (a) beting pasir dan (b) dataran pasang surut. Beting pasir dengan penyebaran sempit, dijumpai di sepanjang pantai barat bagian selatan, yaitu di sekitar Suramana. Di belakang beting pantai, dijumpai dataran pasang surut lumpur yang masih terpengaruh langsung air laut. Sebagian besar dataran pasang surut ini telah dibuka oleh penduduk setempat untuk tambak bandeng, seperti terdapat di desa Tanahmeja. Sebagian lainnya masih berupa semak dan rumput rawa.

Grup tektonik menempati sebagian besar daerah survei, yang dapat dibedakan menjadi: (a) dataran tektonik, (b) perbukitan tektonik, (c) pegunungan tektonik. 

Dataran tektonik dari batugamping, terdapat di sekitar Donggala. Bentuk wilayah berombak dan bergelombang cukup tertoreh. Sebagian besar telah diusahakan untuk pertanian lahan kering, berupa kebun kelapa dan kebun campuran. Perbukitan tektonik mempunyai penyebaran paling luas, terbentuk dari bahan induk serpih, konglomerat dan skis mika. Bentuk wilayah berbukit sangat tertoreh dan lereng cukup curam. Pegunungan tektonik penyebarannya di sebelah barat dan timur daerah penelitian, dengan ketinggian tempat 700-1500 m dpl. Bentuk wilayah bergunung sangat tertoreh dan lereng sangat curam.

Grup Volkan, yang terdiri atas Intrusi batuan beku dalam (granit dan granodiorit), mempunyai penyebaran sempit di sebelah barat dan timur Palu. Bentuk wilayahnya berbukit sampai bergunung dan lereng sangat curam (> 45%). Di permukaan tanah banyak dijumpai batuan besar (boulder) granit dan granodiorit.

http://pfi3p.litbang.deptan.go.id

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Thanks for info, semoga semuanya selalu ada dalam lindungan Tuhan http://bit.ly/2vplrBi

Posting Komentar

Mangrove Replant
Dwi Ningsih Andryani. Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Visitor

Followers